Pelayanan itu bukan hanya tentang apa yang kita lakukan di gereja, tetapi bagaimana kita hidup sebagai saksi Kristus di dunia. Gereja memang tempat kita dibangun dan diperlengkapi, tapi dunia luar adalah tempat kita beraksi.
Shaloom, Di era digital saat ini, banyak hal bisa dilakukan secara online, termasuk pelayanan Kristen. Tetapi masih ada pemimpin gereja dan beberapa orang Kristen yang ragu atau bahkan menolak pelayanan digital. Apakah pelayanan seperti ini bisa disebut sebagai pelayanan? Dan mengapa ada yang memprotesnya?
Pelayanan digital itu bisa disebut pelayanan, dan bahkan seharusnya kita memandangnya sebagai
Namun, kenyataannya masih ada pemimpin
gereja dan orang Kristen yang kurang memahami atau bahkan memprotes pelayanan
digital. Kenapa bisa begitu?
Pertama, ada ketidaktahuan dan
ketidakpahaman tentang perkembangan teknologi. Banyak pemimpin
gereja yang mungkin tidak terbiasa dengan dunia digital atau merasa kesulitan
untuk mengadaptasi pelayanan di dunia maya. Ini bukan hal yang aneh, mengingat
perbedaan usia dan pengalaman. Tetapi, di tengah perubahan zaman, seharusnya
gereja bisa membuka diri dan mulai memanfaatkan teknologi untuk menjangkau
lebih banyak orang, bukan sebaliknya menolaknya.
Kedua, pemikiran tradisional tentang
pelayanan.
Banyak orang masih memandang bahwa pelayanan yang sah hanya bisa dilakukan di
dalam gereja atau dalam pertemuan fisik. Padahal, Matius 28:19
mengingatkan kita untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa
murid-Nya. Dunia digital, yang melampaui batasan fisik, adalah tempat yang luar
biasa untuk menjangkau orang-orang yang mungkin tidak bisa dijangkau secara
langsung. Mengapa tidak memanfaatkan kesempatan ini?
Ketiga, kekhawatiran akan kualitas dan dampak
pelayanan digital.
Ada yang merasa bahwa pelayanan online bisa kehilangan kedalaman dan keintiman
yang tercipta dalam pertemuan langsung. Tentu saja, interaksi fisik tidak bisa
digantikan sepenuhnya oleh dunia maya. Tetapi, bukan berarti pelayanan digital
tidak punya dampak. Dalam banyak kasus, pelayanan digital justru bisa
menjangkau lebih banyak orang, bahkan mereka yang mungkin merasa canggung atau
enggan datang ke gereja. Pelayanan digital bisa menjadi jembatan yang membawa
orang lebih dekat kepada Tuhan.
Akhirnya, pemimpin gereja perlu
membuka hati dan pikiran untuk memanfaatkan teknologi secara bijaksana.
Dengan memberikan bimbingan tentang cara menggunakan platform digital dengan
tepat, gereja bisa memaksimalkan dampak pelayanan yang ada. Tentu saja,
pelayanan digital harus dilakukan dengan hati yang tulus, tidak untuk mencari
popularitas atau eksposur pribadi, tetapi untuk memuliakan Tuhan dan membawa
perubahan positif bagi orang lain.
Pelayanan bukan hanya tentang tempat
atau medium. Pelayanan adalah tentang memberi dampak, dan dunia digital
adalah alat yang sangat powerful untuk itu. Jadi, alih-alih memprotes, kita
seharusnya melihat pelayanan digital sebagai kesempatan besar untuk mengasihi
sesama dan memperkenalkan Kristus lebih luas lagi. Dunia sedang berubah, dan
gereja harus siap untuk bergerak bersama zaman. Amin.
*Jika anda ingin mendownload materi ini, silahkan klik link dibawah ini, Tks
PELAYANAN DIGITAL, APAKAH BISA DISEBUT PELAYANAN?
Semoga menjadi berkat bagi saudara/i yang
membaca, Gbu all